One Day One Post, Komunitas Menulis Online yang Menjadi Titik Balik Perjalanan Blogging

Saya tidak pernah menyangka ketika menjadi blogger, justru menemukan sisi lain diri saya, yakni suka ngoceh, hahaha. Jika di dunia nyata saya dikenal pendiam, melalui blog bisa beralih rupa. Kamu juga?

Ketika menjadi blogger, saya bisa dengan bebas merangka kata yang ada di hati. Meskipun tentu saja dengan tidak mengabaikan kaidah, ya. Tidak bermaksud menyinggung pribadi dan golongan tertentu, malah berusaha mencerahkan lewat setitik pengalaman yang (semoga) berharga.

Menjadi Blogger Bukan Pilihan


Saya sempat vakum ngeblog sekitar 1-2 tahun dan fokus jualan online. Setiap ada seliweran lomba blog yang lewat dan melihat nama pemenang, saya pikir dia adalah seseorang yang beruntung. Namun setelah jauh mengenal lebih dekat, ternyata itu pendapat yang salah besar.

Untuk mencapai titik kemenangan tersebut, ia pun telah melewati banyak ujian, percobaan dan kekalahan. Sang blogger senior telah tertempa hati dan usahanya sehingga bisa berada di titik puncak kesuksesannya. Saya? Ah, blogger yang menulis pun masih mengandalkan mood kok bisa-bisanya pengen juara blog dengan artikel hasil ngebut ngejar deadline? Emang lagi bangun candi buat Roro Jonggrang?

Di tengah hibernasi tersebut, satu postingan berhasil menggetarkan hati untuk kembali membuka laptop dan mengetikkan kata demi kata. Yap, postingan tersebut berasal dari akun Instagram One Day One Post. Mereka sedang mengadakan perekrutan anggota yang selanjutnya bisa bergabung di kelas lanjutan. Kelas blog salah satunya. Kelas tersebut diadakan secara gratis. Orang-orang di dalamnya adalah blogger yang sering “pamer kemenangan” di sosial media. Jadi, ini adalah kesempatan bergabung untuk mendulang ilmu yang tak boleh sampai terlewatkan!

Komunitas, Titik Kembali Seorang Blogger Moody


Saya perlu usaha lebih keras untuk menjalani tantangan menulis 300 kata per hari. Mungkin terkesan sedikit, ya, jumlah katanya. Masak nggak bisa nulis cepat? Mungkin ada komentar seperti itu. Nggak apa-apa, karena ukuran sepatu kita juga beda-beda.

Akhirnya, meski tertatih, saya berhasil juga sampai di saat wisuda. Selanjutnya bisa gabung di kelas yang memang saya impikan. Berada di dalam komunitas online tersebut membuat saya merasakan kehangatan yang hampir tak pernah saya rasakan di komunitas online lain.

Benar bahwa ilmu diberikan secara cuma-cuma. Kalau di luaran sana, ilmu blogging nan berharga tersebut bisa berlipat cuan untuk mendapatkannya. Kuncinya ya mau scroll, ya, mau ngoprek, baru bertanya saat mandeg. Blogger senior juga punya gawean yang bukan cuma jawabin pertanyaan remeh-temeh yang sebenarnya masih bisa didapatkan dengan scroll atau sedikit search.

Program Komunitas yang Menghidupkan Kembali Blog Hibernasi


odop-komunitas-menulis-online

Saya sangat mengapresiasi program menulis komunitas One Day One Post tahun ini. Setiap pekan ada tantangan menulis artikel sesuai standar SEO untuk di post di blog masing-masing. Ilmu menulis artikelnya sudah dibagikan di masa perekrutan.

Lalu setiap Jumat, akan diadakan acara Blogwalking yang ditutup di hari Ahad. Di sini para peserta bisa saling mengunjungi blog teman, membaca postingan, dan mendapatkan inspirasi dari tulisan mereka.

Beberapa waktu yang lalu, ketua ODOP periode ini juga memberikan penawaran menarik karena sebuah brand menawarkan kerjasama penulisan artikel blog bagi anggota komunitas. Penawaran terbatas ini terjadi di komunitas, sehingga saya merasa sangat beruntung bisa menjadi salah satu peserta yang mendapatkan keuntungan bergabung dengan komunitas ini.

Kehangatan bergabung dengan komunitasnya dapat, eh peluang ngejob dari blognya juga dapat.

Cuan dari Blog Bukan Segalanya


Yap, ngejar cuan dari blog bagi saya memang bukan segalanya, tetapi dengan kehadirannya entah dari email atau pesan pribadi di akun sosmed, semangat ngeblog bisa terpompa lebih kuat, mengetik di depan laptop juga dengan senyum semringah, belum lagi gerakan jemari yang begitu lincah menyelesaikan tulisan.

Saya pernah mendapatkan cuan dari blog dalam bentuk rupiah hingga dolar. Pernah pula mendapatkan produk. Bagi seorang vlogger pemula ini, tulisan yang diapresiasi begitu, membuat semangat menulis bisa terpacu hingga berkali lipat.

Nah semangat ini begitu penting bagi pertumbuhan blog. Jika seorang blogger tidak memiliki semangat menulis, itu fatal! Saat mendapatkan peluang cuan ia bisa saja menulis untuk memenuhi kewajiban, tetapi tulisan tersebut tercipta tanpa ruh, hanya tersampaikan seperti bahasa media press release. Tidak menyentuh seperti tulisan khasnya para blogger yang menjadi pembeda.

Hari Blogger Nasional, Menjaga Semangat Ngeblog


Khusus bagi diri ini, perjalanan blogging setahun belakangan membawa rupa-rupa warna bagi blog. Diri yang biasanya tak mau ambil pusing dengan hal teknis, perlahan namun pasti harus belajar tentang proses migrasi domain, siklus kehidupan domain setelah expired, dan redirect postingan dari satu domain.

Hal-hal baru ini harus cepat diserap dan diaplikasikan karena blog saya membutuhkannya untuk keberlangsungan hidup. Semua harus tepat prediksinya sehingga harus berpikir cukup lama sebelum menarik kesimpulan.

Alhamdulillah di pekan akhir Oktober ini peluang job ada terus, entah dari penawaran baru atau klien yang repeat order. Seperti kata coach blogging, menulis untuk job yang memang menyisipkan backlink keluar harus diimbangi dengan tulisan organik. Pertanyaannya, sudah berapa banyak tulisan organik saat ini? Apakah berbayar dan organik berada pada posisi seimbang?

Lagi-lagi tentu saja harapan tentang manajemen waktu yang lebih baik. Walaupun kata teman penulis, mereka sungguh kagum pada pengaturan waktu yang saya miliki, saya yang punya diri menilai masih sering keteteran dalam hal ini. Belum lagi jika satu pekerjaan menulis sama-sama butuh diselesaikan tepat waktu, ada pula lomba menulis yang temanya sayang dilewatkan dan tentu saja ada pekerjaan profesi yang juga nggak mau diabaikan.

Tubuh rasanya babak-belur dihajar letih. Namun jika semangat menulis memang sudah merasuk, biasanya hal ini nggak berlangsung lama. Saya hanya perlu istirahat lalu kembali merangkai aksara.

Ini aja dulu curcolan blogger moody yang nggak pernah putus mimpi mendapatkan banyak impian manis dari perjalanan ngeblognya. Baginya, berkomunitas dengan ODOP adalah keistimewaan tersendiri. Melaluinya, banyak peluang lewat blog terbuka lebih lebar. Terima kasih, ODOP. Bersamamu, semoga kian banyak bermunculan blogger baru yang juga penuh semangat mengejar mimpi! (*)

#ngeblogbarengodop
Karunia Sylviany Sambas
Karunia Sylviany Sambas Saya adalah seorang tenaga kesehatan yang suka menulis, membaca dan mempelajari hal-hal baru. Alamat surel: karuniasylvianysambas@gmail.com

Posting Komentar untuk "One Day One Post, Komunitas Menulis Online yang Menjadi Titik Balik Perjalanan Blogging"