Asa Tak Pernah Kering Agar Kian Berdaya Lewat Blogging

 Assalamu’alaikum, sahabat Khansa


Alhamdulillah, ini hari terakhir tantangan menulis yang digelar Kumpulan Emak2 Blogger (KEB) jelang hari blogger nasional. Di sini saya ingin berbagi harapan untuk diri sendiri dan KEB ke depan? Apa, ya?

Awal mula ngeblog


berdaya-lewat-blogging.webp

Jika melihat sejenak ke belakang, meresapi kembali sejak kapan perjalanan ngeblog ini dimulai, ya? Hari itu tanpa sengaja saya melihat postingan di Instagram tentang perekrutan anggota Komunitas One Day One Post. Saya kepoin instagramnya dan menemukan banyak sekali kesempatan meraih ilmu lebih banyak lagi.

Saat serius mendaftar. Mencoba memenuhi permintaan juri agak lolos audisi. Beruntung, saya bisa submit persyaratan tepat sehari sebelum penutupan rekrutmen karena mengingat keesokan harinya saya harus menyelesaikan tugas lain.

Mungkin karena naskah yang masuk masih sedikit, pihak panitia memperpanjang masa perekrutan selama tiga hari ke depan. Huft, antara senang dan kecewa, tetapi tidak mengapa karena itu mungkin rezeki teman saya lainnya.

Saat kelas dimulai, kami boleh memilih platform yang ingin digunakan, Instagram dan Blog. Saya awalnya tertarik untuk ikut dengan menggunakan platform Instagram, tetapi percik semangat dari para PJ malah membuat saya beralih layar menuju platform blog. Waktu itu alamat blog saya masih karuniasylvianysambas.blogspot.com. Panjang banget, ya? Jika diminta menuliskan atau mengulang secara lisan alamat blog ini bagi sahabat yang baru saja dikenal, saya yakin itu susah. 😀

Selepas wisuda ODOP, saya lanjut belajar di ODOP Blogger Squad. Hasilnya, cinta pada blogging kok ya makin dalam. Saya nekat menyewa domain TLD seharga 120K-an waktu itu. Untuk blog “main-main” yang saya kira hanya merupakan alih rupa diary di era digital itu masih terlalu mahal. Saya tetap melanjutkan misi ini karena penasaran dengan apa yang teman senior blogger jalani sehingga masih aktif ngeblog sampai waktu itu.

Malah katanya mereka bisa berpenghasilan dari blog? Menjual tulisan? Entahlah, menurut saya itu perkara link dengan orang dalam. Nggak mungkin saya bisa ikutan.

Cerita job pertama


Rezeki mengantarkan saya dengan job pertama di grup facebook. Waktu itu menuliskan reviu tentang rumah kost. Satu tulisan 500 kata dihargai 50K. Iseng saya mendaftar dan diminta menuliskan dua artikel. Di awal karier kepenulisan ini saya merasa 100K adalah nilai yang sangat berharga. Uang itulah yang saya jadikan modal menyewa domain TLD.

Setelah job hari itu, perlahan saya mendapatkan penawaran baru di email dan grup WA. Saya sudah nggak heran lagi bagaimana teman senior blogger bisa mendapatkan cuan dari tulisan di blog. Dari satu bid yang dilakukan melalui gform, list di grup komunitas blogger hingga posting informasi kerjasama di blog adalah tiga jalan seorang blogger bisa ditemukan klien.

Harapan untuk diri ke depan


Sebagai seorang blogger pendatang baru, saya merasa banyak hal yang memang harus segera dibenahi. Alhamdulillah sampai artikel ini dituliskan, saya sudah berpenghasilan dari blog. Terima kasih kepada diri yang sudah mau bertahan dan berlatih hal baru terkait blogging sejauh ini.

Manajemen waktu


Saya masih kesulitan mengatur waktu terbaik ketika mendapatkan peluang job. Suka menunda. Entar saja. Masih ada hari esok. Lalu alhamdulillah besoknya dapat peluang baru lagi. Bagaimana dengan peluang pertama? Duh, gawat karena waktu pengumpulannya bersamaan pula.

Dengan kekuatan fokus yang ada saya mencoba menyelesaikan dua artikel dalam satu waktu. Alhamdulillah bahan tulisan sudah dikantongi sehingga tinggal eksekusi. Tapi yang namanya sistem kebut semalam, ya ada saja yang dirasa kurang maksimal. Belum lagi jika saat itu juga sedang ada lomba menulis blog yang sulit diabaikan. Alhasil tiga tugas satu waktu tersebut, tidak terlalu mendalam pembahasannya. Lebih kepada menggugurkan kewajiban saja.

Padahal jika diperhatikan lebih saksama, harusnya artikel yang dihasilkan bisa lebih mendalam, inspiratif dan menggerakkan. Ini juga langkah tepat jika berkeinginan menyabet juara lomba. Maksimal dan nggak ngasal. Dan jangan berpuas diri untuk duduk di barisan orang pengucap selamat kepada pemenang lain. Jadilah pemenang itu sendiri!

Riset lebih banyak


Saya menyadari mungkin masih memiliki begitu banyak kekurangan dari tulisan-tulisan saya selama ini. Beberapa memang berjalan sesuai keinginan tetapi banyak pula yang loss secara teknik penulisan. Besar harapan saya selanjutnya akan semakin banyak waktu yang bisa saya alokasikan untuk riset. Entah untuk membaca sumber, belajar tentang teknik menulis satu jenis tulisan atau blog walking.

Ketika melihat teman lainnya, saya bisa mengetahui banyak tulisan yang akhirnya hadir dari pengalaman pribadi plus sekilas hal lain. Harusnya, apa yang selama ini terjadi dalam porsi sekilas dalam tulisan saya lebih banyak porsinya.

Dokumentasi pekerjaan


Ketika memilki leboh dari satu blog, itu artinya saya memiliki beberapa kran pengeluaran biaya operasional pula. Memang dari blog-blog tersebut, sepanjang tahun ada rezeki masing-masing, tetapi sampai hari ini itu belum terdokumentasi dengan baik sehingga saya nggak bisa menjawab dengan cepat biaya kehidupan satu blog setiap tahunnya.

Dokumentasi pekerjaan juga tentang artikel yang akhirnya tayang. Saya menyimpan ‘keirian’ pada teman blogger yang memiliki satu folder khusus yang bisa memantau dengan pasti ‘asupan gizi’ yang dikonsumsi blognya. Mereka begitu rapi menuliskan apa-apa yang ada di dalam rumah maya mereka.

Mengukur kapasitas diri, nggak semua-semua perlu dijabanin


Ini juga termasuk hal yang menjadikan produktivitas saya semakin berkurang beberapa minggu terakhir. Saya dihadapkan pas situasi di mana satu tugas harus diselesaikan dalam satu waktu. Bukan karena tuga tersebut datang secara bersamaan, tetapi budaya menunda mengakar yang menyebabkan.

Saat tuga kelas harus dikumpulkan, saat deadline lomba pun tiba, belum lagi job menulis blog yang juga sudah harus submit hari iutu juga. Di bulan sebelumnya saya harus merelakan salah satunya. Ada pula yang harus dengan besar hati menghubungi PJ dan menyatakan keterlambatan pengiriman.

Haraapan untuk KEB


Dalam perjalanan ngeblog, tal hanya asa pada diri yang diperlukan, sebab komunitas adalah pendukung yang bisa terus menjaga semangat. Banyak peluang baru yang datang dari komunitas, banyak semangat baru yang didapat darinya, dan banyak punya skill baru yang didapatkan berkat mengikuti beragam diskusi antaranggota. Semoga KEB bisa senantiasa menjadi wadah yang hangat bagi para member. Menjadi sahabat untuk terus membersamai blogging para emak-

Penutup


Menjadi seorang blogger tidak berhenti sampai job mendapatkan penghasilan dari tulisan. Masih ada serangkaian kewajiban yang harus dilakukan untuk menjaga eksistensi blog tersebut. Kita sebagai blogger juga tidak bisa berpangku tangan tanpa mempedulikan apa yang sedang terjadi pada dunia terkini, sebab postingan kita memerlukan kepekaan juga agar lebih cepat mendapatkan pembaca.

Tantangan 1000 kata per hari selama 7 hari ala KEB berakhir sudah. Semoga ke depan akan ada tantangan tak kalah seru yang tak hanya menghasilkan tulisan bergaya tetapi juga berdaya. Selamat Hari Blogger Nasional. Sampai jumpa lagi, ya! (*)


#YukNgeblogLagi
#NgeblogAsyikBarengKEB
Karunia Sylviany Sambas
Karunia Sylviany Sambas Saya adalah seorang tenaga kesehatan yang suka menulis, membaca dan mempelajari hal-hal baru. Alamat surel: karuniasylvianysambas@gmail.com

Posting Komentar untuk "Asa Tak Pernah Kering Agar Kian Berdaya Lewat Blogging"