Ketika Harus Beralih dari Menulis Blog Secara Autodidak

Saya pernah menulis di blog secara autodidak, hasilnya? Blog saya terbangun di platform blogspot dan wordpress. Tak hanya satu, tetapi ada beberapa. Wah, mantap, ya, belajar sendiri membangun blog ternyata amat sangat gampang. Apalagi dengan akun gmail yang juga banyak. Sstt, bukan sengaja, sih, lebih tepatnya karena lupa jadi sering berganti alamat gmail. Lha, setelah gmail baru tercipta, gmail lama malah ketemu.

Memang bisa sih membuat blog secara autodidak, nggak salah dan juga gampang. Namun ternyata saya mengalami kesulitan untuk menjaga agar aktivitas ngeblog ini tak hanya menjadi satu kebanggan di awal. Setelahnya, semangat melempem bagai kerupuk masuk angin. Hahaha, buat apa membangun, tetapi tak bisa menjaga. Seperti hubungan rapuh *uhuk

Apakah kesulitan yang saya hadapi saat ngeblog secara autodidak? Berikut poin-poinnya yang semoga bisa menjadi gambaran saat sobat ingin memulai langkah menjadi blogger pemula.

Sendiri di Jalan Blogging Ternyata Tak Semudah Itu


ngeblog otodidak


Setelah blog terbangun selanjutnya kita harus mengisinya dengan konten yang bermanfaat. Tak segampang membolak-balikkan hati. Eh, ya memang sulit kalau itu dilakukan manusia. *uhuk

1. Tak ada target yang pasti


Ngeblog hanya berdasarkan moody? Wah, jangan harap tulisan kita akan ditemukan banyak pembaca. Bukankah kita ingin tulisan terbaca oleh banyak orang dan manfaat yang ingin kita bagikan tersampaikan? Jika sendiri, kita hanya akan mempublikasikan tulisan sesuka kita. Kapan sempat. Parahnya kesempatan ngeblog ini nggak terjadi setiap waktu. Ia mudah hilang sekejap.

2. Lompatan ilmu bisa jadi tak tepat


Belajar ngeblog secara autodidak membuat ilmu blogging saya bisa jadi nggak belajar dari awal sekali. Bisa jadi saya mengalami lompatan belajar. Mungkin mestinya saya belajar materi ini dahulu, eh, karena saya baca postingan teman blogger lain, malah belajar materi itu terlebih dahulu.

Celakanya, ilmu dasar malah terabaikan. Padahal dasar adalah kunci saat membangun blog. Bila dasarnya terlalu lemah, perjalanan blogging kita bisa jadi hanya sampai di pintu depan saja.

3. Terbelakang mengetahui informasi


Ilmu blogging itu terus berkembang karena ada algoritma yang membersamai. Hal ini terjadi dalam tempo relatif singkat yang bisa jadi terlewat disadari. Jika belajar secara autodidak, bisa jadi kita terpapar informasi hal ini, tetapi lebih besar peluang tidak karena hal-hal seperti perubahan algoritma ini informasinya sering kali terpapar pertama kali para blogger yang bergabung dalam sebuah komunitas.

Jika kita mengharapkan ada tulisan tentang update algoritma yang “kebetulan” mampir di kronologi sosial media kita, peluang itu sungguh kecil sekali.

Pentingnya Berguru Mencari Ilmu, Begitu Juga Ngeblog


Berdasarkan rangkaian kesulitan yang saya hadapi saat ngeblog secara autodidak tersebut, alhamdulilah pada 2020, tepatnya di bulan keenam saya berkenalan dengan Komunitas One Day One Post yang saat ini diketuai oleh Mbak Jihan Mawaddah. Ohya, Mba Jihan bersama Mba Shafira Adlina pernah mengadakan webinar berjudul 30 juta pertama dari blogging. Sobat jejak bisa membaca ulasannya di sini, ya

1. Target lebih terarah dengan komunitas blog


Saat ini saya sudah berkenalan dan menjadi anggota beberapa komunitas menulis. Masing-masing komunitas menulis ini, yang mayoritas berada dalam grup WhatsApp, memiliki agenda di komunitas mereka.

Misalnya, ada yang komunitas yang menargetkan untuk tetap berada di dalam komunitasnya dengan minimal dua postingan setiap pekan di hari tertentu.

Jika kita bergabung dengan komunitas seperti ini, otomatis otak kita akan terpacu mencari ide menulis setiap minggu untuk dapat menghasilkan tulisan.

Karena konsekuensi tidak menyelesaikan tugas adalah dikeluarkan dari grup. Bertahan di dalam grup itu artinya kita menjaga semangat ngeblog agar ada pemicu, jika di akhir mungkin ada tambahan reward itu adalah bonus.

Sesungguhnya bonus itu sendiri sudah kita dapatkan sejak awal. Bukankah blog yang terawat dengan postingan terbaru akan membuat robot Google senang saat melakukan perayapan? Blog kita jadi terawat, deh, siapa tahu ada klien yang tertarik lalu mengajukan ajakan kerja sama. Wah, ini bonus lagi, nih.

2. Belajar ilmu blogging secara bertahap


Yap, ilmu ngeblog bisa dipelajari sejak dasar. Ilmu kita dikuatkan sejak awal jadi perjalanan ngeblog ke depan akan semakin mudah.

Jika ada ilmu blogging terbaru kita akan lebih mudah menerima dan mengolahnya untuk menghasilkan pemahaman

Jika ada hal yang kurang dipahami, kita juga bisa meminta bantuan dengan melontarkan pertanyaan secara santun di dalam grup.

Jika sungkan dan memang tidak ada larangan melakukan pengiriman pesan WhatsApp pribadi (wapri) kita juga bisa mengajukan pertanyaan pada teman satu grup dalam komunitas.

Tentunya kontak teman sesama blogger ini tidak akan didapatkan jika kita belajar ngeblog secara autodidak. Jikapun kita mendapatkan kontaknya, bisa jadi kita akan mengalami kesulitan menjalin komunikasi di awal karena belum saling mengenal.

3. Lebih mudah mendapatkan informasi


Seperti poin kesulitan ngeblog jika dilakukan sendiri, di sini berlaku kebalikan. Jika kita bergabung dalam komunitas dan memiliki guru dalam perjalanan blogging ini, informasi terbaru seputar blogging akan cepat kita dapatkan.

Algoritma Google yang cepat berubah akan lebih cepat diketahui. Selanjutnya kita bisa menyesuaikan dengan konten seperti apa yang ramah bagi mesin pencari di era terkini.

Konten jadul kita pun bahkan bisa dipermak sehingga menjadi konten terbaru, lo? Caranya tentu saja akan dikupas tuntas dalam komunitas ata kelas ngeblog.

Beralih dari blogger yang menulis blog secara autodidak menjadi blogger yang Menulis blog secara bersama-sama teman blogger pasti butuh waktu adaptasi yang tidak sebentar.

Ada rasa nyaman yang bisa jadi sudah tercipta selama ini. Saat kita harus mematuhi sejumlah aturan, mungkin akan terasa sedikit tidak nyaman. Meski demikian, percayalah bahwa perjalanan hijrah itu juga termasuk semangat menuntut ilmu sehingga terbebas dari fakir ilmu. Sobat jejak punya cerita apa tentang perjalanan blogging selama ini? Yuk, berbagi di kolom komentar! (*)
Karunia Sylviany Sambas
Karunia Sylviany Sambas Saya adalah seorang tenaga kesehatan yang suka menulis, membaca dan mempelajari hal-hal baru. Alamat surel: karuniasylvianysambas@gmail.com Selain di sini, saya juga menulis di Rekam Jejak Sang Pemimpi, Ketika Jejakku Menginspirasimu, Berlayar & Menambatkan Impian, Meniti Jembatan Impian, Jejak Inspirasi Sylviany, Cakrawala Baca Sylvia

Posting Komentar untuk "Ketika Harus Beralih dari Menulis Blog Secara Autodidak"