Terlalu Berharga untuk Menjadi Sang Penunda

Prokrastinasi menjadi kosakata baru bagi saya. Hari ini saya pun ingin membagikan pengertian kata tersebut pada sahabat Rekam Jejak Sang Pemimpi. Namun jika sudah tahu pengertiannya, ternyata ini bukan kata baru, lo.

Prokrastinasi adalah sikap suka menunda-nunda. 

Ah, masih bisa besok, kan? Hari ini nyantai dulu, ah.

Saya pernah mengatakan pada diri bahwa semua akan baik-baik saja. Ada satu deadline tugas blogger yang mesti di post siang hari ini. Oke, saya kan dinas malam, jadi bisa ngebut ngerjain selesai sarapan.

Sayangnya, itu rencana saya. Mama mengajak menemaninya ke pasar. Di pasar pun banyak hal ini itu yang membuat kami nggak bisa buru-buru.

Alhasil, saya ngetik di google dokumen via ponsel. Bagi saya yang lebih leluasa nulis di laptop, nulis di ponsel amat sangat membuat saya nggak nyaman. Mata pedih karena terlalu lama melihat kata-kata via ponsel. Belum lagi irama jantung mulai irreguler karena jam terus bergerak menuju tenggat waktu.

Tugas selesai!

Nyatanya, pengalaman itu nggak bikin kapok. Saya malah mengulanginya di beberapa kesempatan lain. Padahal jelas pengalaman sebelumnya sudah menunjukkan hasil nggak baik, kan? Jika pun baik, pasti jantung harus ‘dipaksa’ bekerja lebih banyak saat karya dikirimkan menjelang deadline.

Entah manajemen waktu saya yang amburadul. Entah diri ini yang terlalu menggampangkan sesuatu. Padahal saat deadline satu tugas tiba saya juga harus berhadapan dengan dl lain.

Prokrastinasi Tak Layak Dijadikan Teman

prokrastinasi. adalah penting



Saya memang masih terus belajar untuk tidak berteman lagi dengan prokrastinasi karena memang terbukti membuat saya kehilangan produktivitas bahkan beberapa kesempatan berharga.

Berikut usaha yang saya lakukan.

Mencatat Target Harian


Meskipun tidak serapi orang lain, saya punya catatan khusu yang memudahkan men-track apa-apa yang harus saya lakukan hari ini. Saya akan membubuhkan tanda centang ketika telah tercapai.

Tidak Berlebihan Mengambil Peluang


Rezeki memang datangnya tanpa diduga. Seperti ketika saya sedang membulatkan tekad untuk mengamankan ‘daleman blog’ alhamdulillah saya dapat job posting. Jika tugasnya masih seperti ini sepertinya mudah, ya.

Beda cerita saat saya diminta menulis ebook. Saat itu saya juga sedang belajar di kelas online. Pemateri memberikan tuga sebagai tantangan.

Jadi saat diminta untuk menulis ebook yang cukup tebal itu, saya jadi nggak fokus mengerjakan tuga kelas. Saya sudah nggak bisa menghitung kelas online yang berakhir dengan tragis karena pada akhirnya saya mengeluarkan sejumlah uang tetapi sama sekali tidak mendapatkan manfaat.

Gagal lalu Coba Kembali


Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Bila kehilangan waktu produktif ini sudah sering menerpa diri, harus ada upaya terus menerus untuk menghapus seluruh kegagalan.

Karena mimpi yang sempurna tak akan sudi menjadi milik sang penunda

Posting Komentar