3 Solusi Agar Tidak Terlalu Melekat Pada Prediksi

“Tanpa dia, kamu pasti nggak bisa apa-apa!” lalu diikuti derai tawa.

Singkat sih kalimatnya, tapi mampu meruntuhkan kepercayaan diri seseorang. Sang empunya kalimat mungkin nggak mikir sampai sana. Malah bisa jadi maksudnya bercanda.

Mengapa seseorang bisa terlalu melekat dengan sesuatu sehingga malah membuat ia kesulitan sendiri?


Ibarat kata, seseorang melihat rekannya tidak bisa berkembang tanpa bantuan orang lain. Dia melihat rekan tersebut sebagai seorang yang lemah. Tidak akan ada gerakan berarti tanpa bantuan orang lain.

Mungkin bisa jadi itu benar. Namun jika ia sadar akan ada hati yang terluka karena ucapannya, lebih baik diam saja.

Lantas jika kita berada pada posisi subjek, sebagai orang yang terlalu melekat pada sesuatu, bagaimana agar terasa lapang dan terbebas dari baper? Tips berikut pernah saya upayakan. Yuk, lanjut!

Pergi Saja Kau, Tak Usah Kembali


solusi-melepaskan-prediksi.webp


Baca judulnya jangan sambil sing a song, ya, Sob! :D Maksudnya, pergi saja lekatan yang tersemat dan menyakitkan, ya. Biar kita kita merasa lapang dan bisa bekerja lebih produktif. 

Mau belajar dari kesalahan


Mengapa kita dianggap selalu tergantung pada orang lain? Tak lain tak bukan karena kita yang menginginkan orang lain beranggapan demikian. Kita yang mengizinkan pandangan orang tentang itu terbuka.

Misalnya, saat mengerjakan tugas, kita menunggu orang lain membantu. Padahal bisa banget, lo, kita melakukan pekerjaan tersebut sebelum bala bantuan hadir.

Orang lain bisa membaca situasi ini dan menjatuhkan pandangan terhadap ulah kita sendiri.

Yuk, belajar dari kesalahan terdahulu. Kita harus buktikan bahwa kita tidak seperti yang disangkakan. Namun, jika hal tersebut memang benar-benar berada di luar batas kemampuan kita ya jangan dipaksakan juga, ya!

Mau belajar dari keadaan


Kita dianggap tidak bisa mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain, kan? Nah, pada kesempatan lain, ‘curilah’ ilmu teman kita tersebut. Kita bisa memperhatikan apa yang ia lakukan untuk kemudian kita terapkan lagi.

Beberapa hasil akhir mungkin berbeda meskipun dikerjakan dengan awalan yang sama. Itu tak mengapa.

Terus mencoba. Teruslah belajar dari keadaan. Karena perubahan tak akan muncul seketika tanpa usaha sekecil apapun di awalnya, kan?

Mau belajar dari perkataan


Ya, di sini kita bisa menjadikan apa yang disangkakan orang menjadi sebuah amunisi untuk berkembang. Jika orang beranggapan kita akan mengambil langkah A, boleh kok kita mengambil langkah B.


Perlu diperhatikan karena kita mengambil langkah di luar prediksi, pastikan langkah tersebut sudah kita pertimbangkan secara matang sisi baiknya. Nggak juga kita jadi ibarat senjata makan tuan, ya. Ingin keluar dari persangkaan, eh malah membuat kesulitan sendiri.

Penutup


Jika seseorang terbiasa melekat dengan persangkaan orang lain dan ia ingin melepaskan lekatan tersebut, bisa jadi terkesan sulit di awal.

Namun tetap saja selalu ada peluang untuk melepaskan, kok. Teruslah belajar dari kesalahan, keadaan dan perkataan. Sesekali atau bahkan sering kali akan muncul aral. Tak mengapa asalkan kita tak menghentikan segala upaya.

Apakah sobat pernah terjebak dalam situasi seperti ini? Bagaimana cara melepaskan lekatannya? Boleh, dong, berbagi di kolom komentar! (*)
Karunia Sylviany Sambas
Karunia Sylviany Sambas Saya adalah seorang tenaga kesehatan yang suka menulis, membaca dan mempelajari hal-hal baru. Alamat surel: karuniasylvianysambas@gmail.com Selain di sini, saya juga menulis di Rekam Jejak Sang Pemimpi, Ketika Jejakku Menginspirasimu, Berlayar & Menambatkan Impian, Meniti Jembatan Impian, Jejak Inspirasi Sylviany, Cakrawala Baca Sylvia

Posting Komentar untuk "3 Solusi Agar Tidak Terlalu Melekat Pada Prediksi"